Manajemen Stres
Definisi :
Stres adalah respons tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya (stresor psikososial). Gejala stres didominasi oleh keluhan-keluhan somatik.
Cemas adalah respons psikologik terhadap setiap tuntutan beban atasnya (stresor psikososial). Gejala cemas didominasi oleh keluhan-keluhan kecemasan (ketakutan, kekhawatiran dan sejenisnya).
Depresi adalah respons psikologik (mood) terhadap setiap beban atasnya (stresor psikososial). Gejala depresi didominasi oleh keluhan-keluhan psikologik (kesedihan, kemurungan, hilangnya semangat hidup dan sejenisnya)
Dalam pengalaman praktek gejala stres, cemas dan depresi seringkali tumpang tindih.
Stresor Psikososial a. Perkawinan b. Orangtua c. Antar Pribadi d. Pekerjaan e. Lingkungan f. Keuangan g. Hukum h. Perkembangan i. Penyakit Fisik j. Faktor Keluarga k. Trauma |
Susunan Saraf Pusat (Sistem Limbik, Sinyal Penghantar Saraf) |
Kelenjar Endokrin (Hormonal, Kekebalan) |
Stres Somatik |
Cemas Psikik |
Depresi Mood |
Resiko Kepribadian :
Kepribadian Tipe “A” beresiko tinggi terkena stres
Kepribadian Tipe “B” beresiko rendah terkena stres
Kepribadian “Pencemas” beresiko tinggi terkena gangguan cemas.
Kepribadian “Depresif” beresiko tinggi terkena gangguan depresi.
Tipe Kepribadian “A” :
1. Ambisius
2. Kurang sabar
3. Terlalu waspada
4. Bicara cepat
5. Bekerja keras
6. Kepemimpinan otoriter
7. One Man Show
8. Waktu kaku/non fleksibel
9. Pergaulan “hostile”
10. Pengaruh kaku
11. Obsesi pekerjaan
12. Non under control
Tipe Kepribadian “B” :
1. Ambisi
2. Sabar
3. Waspada wajar
4. Bicara kalem/tenang
5. Bekerja santai
6. Kepemimpinan demokratis
7. Team Work
8. Tidak tergesa-gesa
9. Mutual benefit
10. Pengaruh fleksibel
11. Non obsesi pekerjaan
12. Under control
STRES :
Enam Tahapan Stres
Stres Pada Eksekutif
Reaksi Tubuh Terhadap Stres
Stresor Stres Pasca Trauma
Gejala Klinis Stres Pasca Trauma
Alat Ukur Derajat Stres
Alat Ukur Kekebalan Terhadap Stres
Stres Tahap I :
a. Semangat bekerja berlebihan (over acting)
b. Penglihatan “tajam”
c. Perasaan mampu menyelesaikan masalah berlebihan (all out)
d. Merasa senang tanpa disadari cadangan energi semakin menipis
Stres Tahap II :
a. Letih bangun pagi
b. Lelah sesudah makan siang
c. Lekas capai sore hari
d. Keluhan lambung dan perut
e. Berdebar-debar
f. Otot punggung dan tengkuk tegang
g. Tidak bisa santai
Stres Tahap III :
a. Gangguan pencernaan semakin meningkat
b. Ketegangan otot-otot semakin terasa
c. Ketegangan dan ketidak-tenangan emosional semakin meningkat
d. Gangguan pola tidur
e. Koordinasi tubuh terganggu (seperti mau pingsan)
Stres Tahap IV :
a. Bertahan sepanjang hari terasa sulit
b. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan, kini membosankan dan terasa sulit
c. Tidak tanggap terhadap situasi
d. Ketidakmampuan melaksanakan tugas rutin sehari-hari
e. Gangguan pola tidur disertai mimpi-mimpi menegangkan
f. Menolak ajakan
g. Daya konsentrasi dan daya ingat menurun
h. Kecemasan dan ketakutan tanpa sebab.
Stres Tahap V :
a. Kelelahan fisik dan mental semakin menjadi
b. Ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana
c. Gangguan sistem pencernaan semakin menjadi
d. Ketakutan dan kecemasan semakin meningkat, mudah bingung dan panik.
Stres Tahap VI :
a. Debaran jantung semakin keras
b. Nafas sesak dan megap-megap
c. Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
d. Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
e. Pingsan atau colaps
Reaksi Tubuh Terhadap Stres :
a. Rambut i. Sistem kardiovaskuler
b. Mata j. Sistem pencernaan
c. Telinga k. Sistem perkemihan
d. Daya pikir l. Sistem otot dan tulang
e. Ekspresi wajah m.Sistem endokrin
f. Mulut n. Libido
g. Kulit
h. Sistem pernapasan
Alat Ukur Stres
1. Skala Holmes :
Di atas angka 300 dalam 1 tahun, stres
2. Skala Miller dan Smith :
Di atas angka 30-50 kurang kebal
Angka 50-80 tidak kebal terhadap stres
MANAJEMEN :
Upaya Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Terhadap Stres
Terapi Psikofarmaka
Terapi Somatik
Psikoterapi
Terapi Psikoreligius
Terapi Psikososial
Konseling
Upaya Meningkatkan Kekebalan Tubuh Terhadap Stres :
1. Makanan 11. Sosial ekonomi (keuangan)
2. Tidur 12. Kasih sayang
3. Olah raga 13. Lain-lain
4. Rokok
5. Minuman keras
6. Berat badan
7. Pergaulan (silaturahmi)
8. Waktu
9. Agama
10. Rekreasi
Terapi I :
1. Psikofarmaka (obat anti cemas, anti depresi)
2. Terapi somatik (fisik)
3. Psikoterapi :
a. psikoterapi suportif
b. psikoterapi re-edukatif
c. psikoterapi rekonstruktif
d. psikoterapi kognitif
e. psikoterapi psikodinamik
f. psikoterapi perilaku
g. psikoterapi keluarga
Terapi II :
4. Psikoreligius terapi (doa dan zikir)
5. Terapi psikososial
6. Konseling individual dan keluarga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar