Senin, 01 November 2010

TIPS MEMBUAT RUMAH TANGGA YANG HARMONIS

25 Oktober 2010

TIPS MEMBUAT RUMAH TANGGA YANG HARMONIS

Oleh: Sugeng Haryadi

Meski tampaknya sepele, hal-hal kecil ternyata bisa memicu retaknya keutuhan rumah tangga. Nah, apa yang harus Anda lakukan dan apa yang tak boleh dilakukan agar perkawinan Anda harmonis? Simak 13 kiat di bawah ini.

Memiliki rumah tangga yang awet tentunya menjadi dambaan setiap pasangan suami-istri. Apalagi bila bisa mempertahankannya sampai beranak cucu, Namun, untuk mendapatkan keutuhan rumahtangga tidaklah semudah yang dibayangkan. Masing-masing pasangan harus dapat menanggalkan emosinya, memiliki toleransi yang tinggi, serta bisa menerima kekurangan maupun kelebihan pasangannya. Nah, di bawah ini beberapa resep agar perkawinan Anda bisa harmonis.

1.Saling percaya
Saling percaya adalah modal utama agar perkawinan langgeng. Jadi, jangan mudah percaya apa yang dikatakan orang lain tentang pasangan Anda. Bisa jadi, Anda mendengar selentingan soal kedekatan suami dengan wanita lain di tempat kerjanya. Nah, daripada cemburu buta tanpa bukti, lebih baik tanyakan langsung pada suami, dan cobalah untuk mempercayai perkataannya.

Tentu, jangan langsung percaya begitu saja. Perhatikan gerak-geriknya setiap hari. Biasanya, seseorang yang sedang dimabuk cinta sikapnya akan berubah. Misalnya mendadak jadi lebih rapi, wajahnya tampak selalu berseri dan suka berbohong. Nah, kalau gelagat ini tidak muncul pada suami, rasanya tak ada yang perlu dipuingkan.

2.Saling menghargai
Misalnya, jika Anda bersuamikan pria yang berbeda keyakinan, cobalah untuk saling menghargai dan memberi dukungan. Jangan jadikan perbedaan sebagai dasar keributan di dalam rumahtangga.

Nikmatilah perbedaan sebagai sesuatu yang indah. Tentu, banyak lagi perbedaan lain yang sering muncul pada pasangan suami-istri. Sepanjang Anda bisa mengelola perbedaan itu menjadi sesuatu yang justru bisa mendekatkan Anda dan suami, dijamin perkawinan Anda akan langgeng dan harmonis.

3.Saling memaafkan
Siapa pun pasti pernah berbuat kesalahan, entah kesalahan besar ataupun kecil. Sikap tak mau memaafkan kesalahan pasangan tentu bukan jalan tepat untuk meraih kelanggengan rumahtangga. Apalagi jika kesalahan itu sebetulnya bukan kesalahan yang fatal. Jadi, bila suami berbuat salah, cobalah untuk memaafkannya. Tentu, Anda berdua harus membuat komitmen agar kesalahan itu tak ia ulangi. Yang jelas, jangan pernah terlintas di benak Anda untuk dendam terhadap perbuatan masa lampau suami. Tak ada manusia yang sempurna, kok.

4.Mau berbagi
Kemampuan untuk berbagi dengan pasangan, baik dalam suka maupun duka, menjadi sesuatu yang penting untuk menuju perkawinan yang langgeng. Jangan sampai, saat suami punya masalah, Anda bersikap tidak mau tahu. Di sinilah peran Anda sebagai istri dibutuhkan. Anda bisa menjadi teman untuk berbagi suami, sekaligus memberikan jalan keluar dan pemberi semangat. Dengan kata lain, Anda mau berbagi, baik di saat susah maupun senang.

5.Menerima kekurangan
Hal lain yang perlu ada pada pasangan suami-istri adalah kemampuan menerima kekurangan masing-masing. Tidak mudah memang menerima kekurangan pasangan. Tetapi hal ini penting dan harus dimiliki. Misalnya, suami memiliki penghasilan yang jauh di bawah Anda. Janganlah hal ini lantas membuat Anda menganggapnya rendah. Meski di sisi penghasilan berada di bawah Anda, tapi di sisi lain, suami bisa jadi memiliki sesuatu yang bisa Anda banggakan. Misalnya, kepribadiannya yang hangat, terbuka, perhatian pada keluarga dan sangat menyayangi Anda dan keluarga. Jadi, jangan melihat sesuatu dari sisi kekurangannya saja, tetapi lihat juga kelebihannya, sehingga kehangatan suami-istri senantiasa akan terjaga.

6.Tidak hobi mengatur
Apa jadinya jika seorang suami selalu diatur oleh istrinya? Pasti, ia akan merasa kesal. Bak anak kecil yang tidak tahu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Jadi, tak perlu terlalu cerewet terhadap suami, apalagi untuk hal-hal yang sebetulnya sepele. Misalnya, setiap menit mengingatkan suami untuk pulang rumah tepat waktu. Ingatkan saja bahwa Anda dan anak-anak selalu menanti untuk makan malam bersama. Bila 3-4 kali suami telat pulang, barulah Anda boleh mengingatkannya. Itu pun bukan dengan omelan, melainkan dengan kata-kata lembut, sehingga suami tidak menganggap Anda bawel dan selalu mengatur kehidupannya.

7.Bersikap terbuka
Sikap ini juga tak kalah penting. Jadi, jika Anda memiliki uneg-uneg, jangan dipendam sendiri, karena akibatnya malah tak mengenakkan bagi Anda maupun suami. Utarakan saja apa yang membuat Anda tidak tenang. Jika Anda tak senang dengan sikap acuhnya, atau Anda pernah mendengar sesuatu hal yang jelek tentang dirinya, ungkapkan saja, dan cari pemecahan bersama.

Bila semua persoalan dipendam, suami pun akan merasa segalanya lancar-lancar saja. Lain jika Anda melemparkan uneg-uneg soal sikap atau kebiasaannya, ia pasti akan mengoreksi dan memperbaikinya.

Tapi ingat, carilah saat yang tepat untuk menyampaikan uneg-uneg. Saat santai misalnya. Biasanya, ia akan bisa menerima kritikan itu, dibandingkan jika Anda datang membawa persoalan saat ia punya masalah di kantor.

8.Berpikir positif
Cobalah untuk selalu berpikir positif terhadap apa yang dilakukan suami. Misalnya, suami punya penghasilan lain di luar pekerjaan tetapnya, tetapi yang diberikan pada Anda hanya gaji pokoknya. Anda merasa suami tidak jujur, dan menyembunyikan sesuatu. Meski kesal, sebaiknya jangan langsung berpikir yang macam-macam. Siapa tahu, ia ingin memiliki simpanan khusus yang suatu saat akan dipersembahkannya sebagai kejutan untuk Anda. Jadi, curiga boleh tapi jangan berlebihan. Berpikir positif merupakan resep awetnya suatu mahligai rumahtangga.

9.Tetap mesra
Ini tak kalah penting. Jangan mentang-mentang anak sudah 3, lantas kemesraan yang mula-mula ada dalam perkawinan hilang begitu saja. Anda tak lagi memberikan perhatian pada suami dan malu bila suami mencium pipi atau kening Anda di depan anak-anak. Padahal, kemesraaan adalah kunci terbinanya kelanggengan rumahtangga. Kemesraan akan membuktikan bahwa meski sudah ada anak-anak, perasaan cinta itu tidak pernah padam.

10.Selalu tampil cantik
Memang, penampilan sebelum dan sesudah menikah pasti berbeda. Apalagi bila sudah punya anak. Biasanya, bentuk badan berubah, menjadi gemuk misalnya. Namun, bukan berarti Anda tak bisa tampil cantik di depan suami. Meski bentuk tubuh berubah, Anda tetap bisa, kok berdandan cantik. Berpakaian rapi misalnya. Terkadang, istri tidak mempedulikan hal-hal kecil seperti ini. Di rumah pakai daster yang sudah kumal, atau rambut dan wajah dibiarkan tak terurus. Hal-hal seperti inilah yang kadangkala membuat suami tak betah tinggal di rumah dan mencari wanita idaman lain.

11.Ciptakan kejutan
Siapa sih yang tak senang diberi kejutan oleh pasangannya? Nah, tidak ada salahnya, sekali-kali Anda memberikan kejutan pada suami. Misalnya, saat ulang tahun perkawinan atau ulang tahun kelahirannya, Anda memberikan hadiah unik yang tak pernah ia duga sebelumnya. Tak perlu yang berharga mahal, agenda kerja bertuliskan kata-kata cinta pun cukup unik dan membuat kenangan tersendiri bagi suami.

12.Jangan sepelekan janji
Meski tampaknya sepele, tapi soal satu ini bisa memicu konflik yang akhirnya menghancurkan bahtera rumahtangga Anda. Cobalah untuk selalu menepati janji Anda kepada suami, sekalipun hanya janji sepele, seperti akan pulang cepat, atau sekedar janji akan membelikan hadiah. Jika ini selalu Anda lakukan, lama-kelamaan suami pun akan menganggap Anda tak lagi memperhatikan dirinya. Hasilnya bisa Anda tebak, kan?

13.Bulan madu kedua
Kata orang, inilah salah satu resep jitu agar perkawinan bisa langgeng. Jadi, kenapa Anda tak mencobanya? Ambillah cuti dua-tiga hari dan pergilah ke tempat-tempat romantis, berdua saja, tanpa kehadiran anak-anak. Dalam suasana ini, Anda dan suami akan merasakan kembali cinta pertama seperti saat belum ada anak-anak. Dijamin, sepulang dari bulan madu kedua, kemesraan Anda dan suami akan semakin terjalin.