Senin, 04 Oktober 2010

Agar Virus HIV Makin tak Bereplikasi


Republika, Rabu, 29 September 2010

Agar Virus HIV Makin tak Bereplikasi

Oleh: Dewi Mardiani

Dalam sehari, satu virus mampu mereplikasi diri sebanyak lima ribu kali di dalam sel darah merah.

AIDS masih tetap jadi masalah dunia yang akan terus meluas dan menjadi pademi bila upaya memeranginya tak ditingkatkan. Di dunia saat ini, lebih dari 33,4 juta orang penderita infeksi HIV. Sekitar 5 jutanya sudah mengalami pengobatan.

Di Indonesia, kecenderungan angkanya naik tajam. Bahkan, pertumbuhannya tergolong tercepat di Asia. Rata-rata kenaikannya mencapai 58 persen penderita tiap tahunnya.

Malahan, Indonesian Business Coalition on AIDS (IBCA) memperhitungkan, ada 9 dari 10 penderita tidak mengetahui dirinya positif AIDS. "Dari data yang kita dapatkan, masalah itu timbul karena masalah ketidaktahuan. Bagaimana mau diterapi untuk menekan angka penderita bila penyakitnya saja tidak diketahui?" ujar Country Manajer IBCA, Evodia Almawati Iswandi, beberapa waktu lalu.

PBB melalui UNAIDS membentuk program yang disebut 'Pola terapi HIV' yang secara radikal disederhanakan, 'Treatment 2.0'. Pengobatan ini dapat menurunkan secara drastis angka kematian akibat AIDS.

UNAIDS menyerukan ke sejumlah perusahaan farmasi untuk memproduksi pil AIDS yang kandungan racunnya lebih sedikit. Obat yang nantinya lebih mudah digunakan ini diujicobakan sebelumnya untuk mendiagnosis infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Obat HIV itu mampu membantu menghentikan penderita untuk mentransfer infeksi virusnya ke orang lain. Menurut UNAIDS, pengobatan ini untuk setiap penderita yang memerlukannya, sekaligus merupakan langkah untuk mengurangi infeksi baru.

Saat ini, pengobatan untuk HIV dan AIDS adalah dengan Anti Retro Viral (ARV). Obat ini diminum dua kali sehari pada waktu-waktu yang akurat, tak boleh bergeser hanya sejam. Obat ini cukup mahal, yaitu seorang penderita membutuhkan sekitar Rp. 400 ribu per bulannya.

HIV merupakan virus yang menurunkan dan merusak kekebalan tubuh. Serangkaian gejala akibat rendahnya kekebalan tubuh disebut Acquired Immune Dificine Symdrom (AIDS). Visrusnya ditularkan melalui hubungan seksual, dalam darah, jarum suntik, dan ASI.

"Virus ini bisa masuk ke tubuh manusia jika ada pintunya, yakni luka terbuka dan jaringan yang sangat halus (vagina, penis, anus, usus, dan lain-lain). Jadi, kalau kena darah ODHA, tak akan terkena virus bila tak ada pintu virus masuknya. Kena keringat atau air liurnya pun tak masalah." kata Evolia.

Replikasi Virus

HIV ini menyebabakan kekebalan tubuh rusak dan menurun dalam jangka waktu tertentu. Menurunnya kekebalan tubuh membuat penderitanya rentan terinfeksi berbagai penyakit lain.

Virus ini butuh waktu untuk memperlihatkan keberadaannya di tubuh manusia dalam waktu tiga minggu sampai tiga bulan. Waktu itulah disebut masa jendela. HIV juga lambat dalam merusak sistem kekebalan tubuh manusia (lenti virus). Dibutuhkan sekitar 5-10 tahun bagi virus untuk menimbulkan serangkaian efek kesehatan akibat menurunnya kekebalan tubuh.

Virus ini menyerang sel darah putih jenis limfosit T CD4 + atau CD4. Di dalam tubuh manusia, limfosit CD4 berperan penting dalam mengatur fungsi kekebalan tubuh. Masa hidup virus hanya 2,5 hari. Salah satu proses hidupnya adalah berkembang biak dengan replikasi diri. Dalam sehari, satu virus HIV mampu mereplikasi diri sebanyak lima ribu kali di dalam sel darah merah. Makanya, satu hari, bisa diproduksi miliaran virus di dalam tubuh penderita.

Menurut Staf Program IBCA, Merry Ivana Turnip, virus ini hanya mengandung RNA dalam tubuhnya. Untuk memperbanyak (replikasi) diri, dibutuhkan DNA, "Dari sekian banyak sel di tubuh manusia, hanya jenis protein tertentu dalam DNA yang sesuai untuk virus ini mereplikasi diri, yaitu di limfosit." Sel limfosit memiliki 'tangan-tangan' CD4 yang pas untuk menangkap virus HIV," ujarnya.

HIV memasuki sel limfosit untuk mengubah RNA-nya menjadi DNA. Limfosit ini mempunyai CD4 sebagai reseptor di permukaan selnya. CD4 ini menjadi jembatan masuknya virus ke dalam sel limfosit.

Setelah ditangkap oleh reseptor sel limfosit, virus mengaitkan diri ke CD4 dan menembus ke permukaan sel limfosit, serta meleburkan diri ke dalamnya. "Inilah yang disebut infeksi virus HIV. Virus mampu memasuki dan menginfeksi sel inang." ujar Merry.

Di dalam sel inang, RNA virus diubah menjadi DNA oleh enzim reverse transcriptase. Dengan begitu, virus punya DNA untuk replikasi. Caranya, DNA virus disatukan dengan DNA sel limfosit di dalam inti sel oleh enzim integrase.

Di saat sel limfosit hendak menggabungkan diri, DNA virus dibaca. Makanya, terbentuklah rantai protein virus yang panjang dan mengalami proses pembentukan virus yang infeksi dengan bantuan enzim protase. Kemudian, virus yang terbentuk keluar menembus dinding sel limfosit. Proses pematangan virus ada di luar sel limfosit dan siap menginfeksi sel limfosit lainnya. "Virus-virus muda itu menembus keluar dari sel inang. Akibatnya, seluruh permukaan sel inang rusak dan tak bisa diperbaiki lagi," jelas Merry.

NB:
OBAT ARV:
Pengobatan AIDS dengan mengonsumsi Anti Retro Viral (ARV) harus dilakukan dengan aturan waktu yang ketat selama 12 jam. Jika telah mengonsumsi obatnya, virus bisa melakukan replikasi dengan memanfaatkan celah waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar