Senin, 08 November 2010

Waspadai Narkoba

Dadang Hawari - waspadai narkoba

Diambil dari Sinar Harapan online..

Jakarta – Peringatan Hari Pemuda Internasional pada 12 Agustus, menggugah Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, psikiater yang aktif dalam pemberantasan NAZA (Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif) berpesan kepada generasi muda senantiasa mewaspadai narkotika.

”Peran keluarga serta lingkungan, dan agama sebagai kontrol pergaulan remaja sangat penting dalam menghindari penyalahgunaan narkotika,” ujar Dadang Hawari di Jakarta, Rabu (11/8).
Psikiater yang aktif memberikan terapi bagi pecandu narkotika itu mengemukakan, sangat prihatin dengan banyaknya remaja mulai dari pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga mahasiswa.

Padahal, menurut dia, mereka adalah anak bangsa, aset negara dan merupakan generasi penerus. Banyak kasus yang ditanganinya, akibat hilangnya kontrol keluarga, serta lemahnya iman dan ketakwaan si penderita.

”Sebanyak 70 persen pasien saya yang menggunakan narkotika adalah remaja usia sekolah, baik yang duduk di bangku SMP, SMU, maupun Perguruan Tinggi,” katanya.
Menurut dia, mereka terkontaminasi hal-hal terlarang itu melalui pergaulan yang tidak sehat. Padahal, NAZA selain merusak sistem neurotransmitter (sinyal pengantar saraf).

Selain itu, mereka juga dapat terjerumus dalam dua hal yang fatal, yaitu terkena virus maupun sindroma merapuhnya kekebalan tubuh (HIV/AIDS) dan pengaruh seks bebas akibat pengaruh narkotika yang dapat melemahkan fungsi kontrol diri, sehingga dorongan seksual tidak terkendalikan.

Bagi pengguna jarum suntik ke nadi (intravena) yang menerapkannya secara bergantian di kalangan pemadat jenis opiat (morfin dan heroin) juga berisiko tinggi menularkan HIV/AIDS.

Data statistik Departemen Kesehatan pada 1999 mencatat, terdapat dua hingga empat persen (sekitar empat juta hingga delapan juta jiwa) dari seluruh penduduk Indonesia yang menjadi pemakai narkoba. Sekitar 70 persen dari pecandu narkoba itu adalah anak usia sekolah berusia 14 hingga 21 tahun.

Dadang menyebutkan, pada 2003 Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat jumlah penderita ketergantungan NAZA mencapai angka tiga persen atau sekitar 6,6 juta jiwa.

Penyalahgunaan narkotika merupakan fenomena gunung es, yakni apa yang tampak tidak seperti aslinya. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat angka di lapangan bagi pecandu NAZA dapat diasumsikan menjadi 10 kali lipat dari jumlah yang tercatat resmi.
Dadang sangat prihatin, karena penyalahgunaan narkotika sudah banyak merengut nyawa ribuan putra-putri bangsa Indonesia. Penelitian yang dilakukan terhadap pasiennya menunjukkan, tingkat kematian penderita ketergantungan narkotika mencapai 17,16 persen.

”Banyak di antara anak-anak tersebut yang berpotensi menjadi orang hebat dan sukses, namun narkotika telah membuat mereka kehilangan masa depan,” katanya.
Hari Pemuda Internasional yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu, menurut dia, seharusnya mengingatkan generasi muda bahwa mereka adalah penerus harapan dan perjuangan bangsa sehingga potensi yang ada tidak boleh hilang, apalagi mati sia-sia.

Ia juga menegaskan, narkotika diharamkan dari segi agama dan undang-undang. Peredaran narkotika harus dihentikan dengan kerja sama berbagai pihak, yaitu orangtua, guru, masyarakat, terutama aparat pemerintah dan keamanan untuk menegakkan hukum.

”Bagi yang sudah terlibat dengan narkotika, berobat dan bertobatlah sebelum masuk penjara, serta berobat dan bertobat sebelum maut menjemput,” demikian Dadang Hawari. (*)

Tak Benar, Kondom Mendorong Seks Bebas

Dadang Hawari - Tak Benar, Kondom Mendorong Seks Bebas

Sumber SatuDunia

E. Haryadi

Jakarta, SatuDunia. Pernyataan Prof. Dr. Dadang Hawari bahwa kondom tidak efektif mencegah penularan infeksi menular seksual (IMS) dan HIV/AIDS dianggap menyesatkan. Apalagi, bila ada anggapan kondom justru mendorong seks bebas.

Pernyataan itu mengemuka dalam diskusi efektivitas kondom dalam pencegahan HIV/AIDS di Jakarta pekan lalu. Diskusi yang digelar Komisi Penanggulangan AIDS Jakarta itu menghadirkan Direktur Yayasan Kusuma Buana dr. Adi Sasongko, Direktur LSM Infokespro Syaiful W. Harahap, dan aktivis Kantor Aksi Penanggulangan AIDS (Kapeta) Aziza.

Diskusi itu sendiri dipicu oleh pernyataan Prof. Dr. Dadang Hawari di harian Radar Banten, 11 September 2007. Psikiater sekaligus penceramah itu kepada wartawan mengungkapkan keraguannya tentang efektivitas kondom mencegah HIV/AIDS karena tingkat kebocorannya tinggi.

“Yang bilang kondom aman 100 persen itu menyesatkan,” terang psikiater Prof Dr dr Dadang Hawari saat memberikan penyuluhan bahaya narkoba dan HIV/AIDS pada ratusan pelajar, di Alun-alun Barat Serang, Senin (10/9).

Selain itu, ada anggapan kondom juga sering dinilai mendorong seks bebas.

Kondom Berpori
Menurut dr. Adi Sasongko, pernyataan Dadang Hawari itu menyesatkan. Bila tak segera diluruskan, ia khawatir pendapat itu semakin memperkecil partisipasi publik dalam penggunaan kondom yang sampai sekarang pun masih tetap rendah. Akibatnya, penyakit IMS dan HIV/AIDS bakal semakin berkembang cepat.

Menurut dr. Adi Sasongko, meski tidak 100% aman, kondom merupakan satu-satunya alat pencegahan yang selama ini terbukti efektif untuk membendung percepatan penyebaran virus HIV. Karena itu, ia membantah asumsi kebocoran itu karena kondom memiliki pori-pori.

Menurut laporan Consumer Report tahun 1999, kata Adi, kondom lateks yang diregang dan diperiksa dengan mikroskop elektron dengan pembesaran 30.000 kali tidak memperlihatkan adanya pori-pori dalam kondom.

Selain itu, kata Adi, laporan penelitian New England Journal of Medicine edisi 11 Agustus 1994 menunjukkan fakta menarik.

Dari penelitian terhadap 254 pasangan yang salah satunya terinfeksi HIV, pada 124 pasangan yang konsisten menggunakan kondom tidak ditemukan adanya penularan. Sementara, pada 121 pasangan lain yang tidak konsisten menggunakan kondom ditemukan penularan HIV pada 12 orang.

Hasil evaluasi ‘Cohrane Review’ tanggal 25 Mei 2001 juga menyimpulkan, penggunaan kondom secara konsisten mempunyai kemampuan mencegah transmisi HIV dengan efektivitas 80%. Evaluasi ini dilakukan terhadap 4.709 publikasi ilmiah mengenai efektivitas kondom.

“Walaupun tidak memberikan jaminan 100%, jika digunakan secara benar dan konsisten, kondom efektif untuk mencegah IMS dan AIDS,” kata dr Adi.

Seks Bebas
Sementara itu, pengamat media Syaiful W. Harahap menyesalkan para wartawan yang begitu saja mengambil mentah-mentah pernyataan narasumber tanpa sikap kritis. Salah satunya adalah pernyataan bahwa penggunaan kondom dapat mendorong seks bebas.

“Tidak ada kaitan antara seks bebas atau penzinah dengan kondom,” tegasnya. Sebab, kata Syaiful, seks bebas sudah ada sebelum kondom. Dan sampai sekarang tidak ada penzinah yang mau menggunakan kondom, apalagi jika dia harus membayar pekerja seks komersial dengan tarif 1.000 dolar AS.

Karena itu, Syaiful menilai sebuah kekeliruan karena mencampuradukkan HIV/AIDS sebagai fakta medis dan fakta moral.

“Bila komunitasnya belum tertular, silakan bicara moral sebagai cara pencegahan. Namun, bila komunitasnya sudah tertular, maka kita harus bicara HIV sebagai fakta medis. Termasuk pencegahannya, dengan penggunaan kondom,” paparnya.

Sebab, kata Syaful, bila jurnalis menulis HIV/AIDS sebagai fakta moral, hal ini akan menimbulkan bias. Akibatnya yang mencuat adalah mitos (anggapan keliru) di masyarakat. Padahal, kata Syaiful, Indonesia kini termasuk negara nomor tiga dalam kecepatan penambahan kasus infeksi HIV baru di Asia.

Subtipe Skizofrenia

Subtipe Skizofrenia

Oleh : Anta Samsara

Ada beberapa subtipe skizofrenia:

1. Skizofrenia Paranoid dengan ciri mempunyai perasaan yang takut akan ancaman dan hukuman.
2. Skizofrenia Katatonik dengan ciri diam membisu.
3. Skizofrenia Sengkarut/Kacau dengan ciri perilaku yang kacau, rusak, dan kekanak-kanakan. (semula dinamai Skizofrenia Hebefrenik).
4. Skizofrenia Sederhana (Simple Schizophrenia) dengan ciri bersikap apatis, tidak peduli terhadap lingkungan, menarik diri dari pergaulan sosial, dan sama sekali tak peduli terhadap dunia sekitarnya namun tidak ada halusinasi dan tidak berperilaku kacau. Subtipe ini kini tak lagi diakui ke dalam golongan penyakit skizofrenia.
5. Skizofrenia Residual yang memperlihatkan gejala-gejala sisa.

Sejarah Istilah Skizofrenia

Menurut The Oxford English Dictionary (1989) kata schizophrenia (skizofrenia) marupakan adaptasi dari kata dalam Bahasa Jerman schizophrenie. Kata ini diciptakan oleh E(ugen) Bleuler (1857-1939) dalam bukunya Psychiatrisch-Neurol. Wochenschr. kata dalam Bahasa Jerman itu sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu schizein yang artinya 'belah, pisah' (to split) dan phren yang arinya 'pikiran' (mind) .

Sebenarnya skizofrenia semula dinamai dementia praecox pada tahun 1899 yang juga adalah sebuah istilah Yunani yang artinya kemunduran fungsi intelektual (dementia) di usia dini (praecox) yang ditandai dengan daya pikir yang makin lama makin memburuk dan disertai gejala berupa waham dan halusinasi.

Eugen Bleuler memperkenalkan istilah skizofrenia karena penyakit ini mengakibatkan terpecahnya antara pikiran, emosi dan perilaku. Istilah skizofrenia menggantikan istilah dementia praecox semenjak ia tak selalu disertai oleh kemunduran daya pikir dan tidak selalu terjadi di usia muda.

Penjelasan Lebih lanjut

Skizofrenia adalah gangguan jiwa dengan gejala utama berupa waham (keyakinan salah dan tak dapat dikoreksi) dan halusinasi (seperti mendengar dan melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada). Skizofrenia adalah juga penyakit yang mempengaruhi wicara serta perilaku. Seseorang yang menderita skizofrenia mungkin mengaku bahwa diri mereka adalah 'orang besar'. Seperti halnya pengalaman Satira Isvandiary (Evie) yang dituturkan dalam psikomemoarnya bahwa ia yakin jika ia adalah Ratu Adil yang dapat berbicara dengan segala makhluk tanpa batasan bahasa dan dapat berhubungan dengan Tuhan secara langsung. Pada kasus yang lebih jarang, bahkan ada penderita yang mengaku bahwa ia adalah Tuhan itu sendiri. namun gejala itu dapat bertumpuk dengan pikiran dan perasaan bahwa mereka adalah korban dari para penyiksa (victim of persecutors). mereka tak berdaya menghadapi kenyataan hidup karena pikiran dan perasaan mereka dipenuhi oleh waham dan halusinasi yang membuat diri mereka melambung dan sekaligus terhempas. Pada banyak kasus ketersiksaan itulah yang cenderung bertahan lama di dalam diri penderita, sehingga menurut data statistik 50% penderita skizofrenia pernah berusaha bunuh diri dan 10% berhasil mati.

Kenali Gejala-Gejalanya

Karena skizofrenia adalah penyakit yang kompleks, maka digunakanlah teknik untuk memeriksa secara medis sehingga penderita dapat dipelajari dengan cara yang objektif. salah satu pendekatan untuk menyederhanakan gejala-gejala skizofrenia adalah para peneliti membaginya menjadi gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif dapat didefinisikan sebagai fungsi yang berlebih atau terdistorsi dari fungsi normal, sedangkan gejala negatif dapat didefinisikan sebagai fungsi yang kurang atau hilang bila dibandingkan dengan fungsi normal.

Gejala positif meliputi waham, halusinasi, kekacauan wicara dan kekacauan perilaku seperti mendengar sesuatu yang tidak didengar oleh orang lain dan memakai pakaian yang tidak cocok dengan suasana.

Gejala negatif terdiri atas:
1. Perasaan yang datar (ekspresi emosi yang terbatas).
2. Alogia (keterbatasan pembicaraan dan pikiran, dalam hal kelancaran dan produktivitas).
3. Avolition (keterbatasan perilaku dalam menentukan tujuan).
4. Anhedonia (berkurangnya minat dan menarik diri dari seluruh aktivitas yang menyenangkan yang semula biasa dilakukan oleh penderita).
5. Gangguan perhatian (berkurangnya konsentrasi terhadap sesuatu hal).
6. Kesulitan dalam berpikir secara abstrak dan memiliki pikiran yang khas (stereotipik).
7. Kurangnya spontanitas.
8. Perawatan diri dan fungsi sosial yang menurun.
(Benhard Rudyanto Sinaga. Skizofrenia dan Diagnosis Banding. 2007).

Gejala negatif skizofrenia nampaknya saling tumpang-tindih satu sama lain. Tiap-tiap gejalanya mewakili pengurangan dalam kemampuan emosional dan daya pikir yang penting bagi aktivitas sehari-hari.

Penyebab Skizofrenia

Faktor genetis

Skizofrenia disebabkan oleh banyak faktor. Skizofrenia jelas-jelas memiliki dasar biologis. namun nampaknya faktor psikososial juga berperan penting.
Hal pertama yang tidak boleh dilupakan adalah genetika. Walaupun ada kesulitan untuk menentukan gen mana yang mengakibatkan timbulnya skizofrenia, penelitian menunjukkan bahwa faktor pewarisan gen memiliki peranan dalam timbulnya skizofrenia pada seorang individu.

Dari berbagai penelitian terhadap anak kembar. mulai yang dilakukan oleh Luxenburger (1928) hingga Gottesman dan Shields (1972) dapat diketahui potensi anak kembar satu telur (monozygotic twin) untuk menderita skizofrenia adalah 35-69%. Pada kembar dari telur yang berbeda (dizygotic twin) kemungkinannya adalah 0-27% (Atkinson, Atkinson dan Hilgard. Pengantar Psikologi. 1996).

Apabila salah satu orang tua menderita skizofrenia, maka kemungkinan anaknya menderita skizofrenia adalah 10%. Sedangkan bila kedua orang tua menderita skizofrenia kemungkinannya naik menjadi 40%. bahkan bila tak ada kerabat yang menderita skizofrenia, seseorang secara genetis masih mungkin menderita skizofrenia, karena potensi dalam populasi untuk menderita skizofrenia adalah 1%. Sehingga saat ini di kala Indonesia berpenduduk 230 juta jiwa, maka ada 2,3 juta orang yang menderita skizofrenia di negeri ini.

Faktor Neurokimiawi

Teori biokimiawi yang paling terkenal adalah hipotesis dopamin. Dopamin adalah salah satu neurotransmiter (zat yang menyampaikan pesan dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain) yang berperan dalam mengatur respon emosi. Pada penderita skizofrenia, dopamin ini dilepaskan secara berlebihan di dalam otak. Sehingga timbullah gejala-gejala seperti waham an halusinasi.

Adapun penggunaan antipsikotik (obat medis untuk skizofrenia) generasi pertama (yang terkenal dengan sebutan obat tipikal) seperti Haloperidol dapat menimbulkan suatu dilema karena obat ini menekan pengeluaran dopamin di mesolimbik dan mesokortikal. Penurunan aktivitas dopamin di jalur mesolimbik memang dapat mengatasi gejal positif seperti waham dan halusinasi, namun akan meningkatkan gejala-gejala negatif seperti penarikan diri dari peraulan sosial dan penurunan daya pikir. hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan antipsikotik generasi kedua (yang terkenal dengan sebutan obat atipikal) seperti Risperidone dan Quetiapine karena antipsikotik atipikal menyebabkan dopamin di jalur mesolimbik menurun tetapi dopamin yang berada di jalur mesokorteks meningkat. (Benhard Rudyanto Sinaga. Skizofrenia dan Diagnosis Banding. 2007).

Sumber : http://skizo-friend.blogspot.com

Stres Karena Pacar Ditentang Orang Tua

Stres Karena Pacar Ditentang Orang Tua

oleh Blog Curhatkita pada 20 Oktober 2010 jam 16:53

Dikutip dari Forum Curhat

Seorang gadis curhat terbuka di Forum Curhat bebeberapa waktu yang lalu tentang hubungannya dengan seorang pria yang ditentang keluarga besarnya. Saya kutif dan posting kembali curhat ini di blog Curhatkita, karena menurut saya banyak remaja yang mengalami masalah seperti ini. Dan diantara mereka ada yang memilih jalan keluar dengan cara mereka sendiri yang pada akhirnya berdampak negatif secara fisik, psikis dan sosial terhadap diri mereka sendiri, keluarga dan lingkungannya.

Semoga posting ini bisa menjadi cermin dan bahan renungan bagi para orang tua, agar lebih bijak dalam memahami masalah yang dihadapi anak-anak remajanya. Berusaha memahami masalah mereka dari sudut pandang mereka dan tidak menilai segala hal hanya dari segi materi semata. Silakan simak curhatnya.

Saya seorang mahasiswi,19 tahun. Saya mempunyai masalah dengan pacar yang tidak disetujui orang tua! Sampai sekarang, kami sudah menjalani hubungan selama 1,5 tahun dan sempat menjalani hubungan backstreet selama hampir 1 tahun.

Pacar saya (19 tahun) dilahirkan di keluarga yang sederhana, ayahnya sudah cukup berumur, dan sejak SMP dia hidup mandiri dan sangat malu apabila harus banyak minta kepada ayahnya. Ibunya sudah meninggal sejak dia SMP dan sampai sekarang ayahnya tidak menikah lagi. Rumahnya di komplek yang tidak jauh dari rumah saya.

Sebagian keluarga besar saya sangat menentang pacar saya karena mereka menganggap pacar saya sangat tidak sebanding. mungkin karena pacar saya tidak kuliah. Tetapi sekarang dia masuk ke salah satu perguruan tinggi dengan biaya sendiri. Banyak yang menjelek-jelekan pacar saya kepada keluarga besar saya, mungkin karena pacar saya orang yang sangat cuek masalah penampilan dan keluarganya sangat sederhana. Tetapi sebisa mungkin pacar saya berpakaian rapi dan sopan apabila datang ke rumah saya.

Keluarga besar saya, terutama Uwa (Paman/Pak Le) saya yang notabene "mantan org kaya" yang lumayan cukup terpandang, merasa pacar saya adalah sampah yang merusak nama baik mereka. Pikiran mereka terbatas hanya pada pacar anak-anaknya yang mempunyai masa depan tanpa mau tahu perjuangannya. Padahal tidak sedikit yang membicrakan keluarga saya di belakang yang memang "agak sedikit memilih-milih".

Seringkali pacar saya sangat sakit hati karena perkataan keluarga saya yang disebarkan ke tetangga-tetangga tapi, pacar saya sabar karena menghargai saya dan keluarga. Saya sempat mengalamai gejala stress dan berat badan turun 10 kg. Selain stress gara-gara masalah ini, saya juga sedang mengikuti ospek pada waktu itu.

Papa saya juga berasal dari keluarga sederhana. Pada awalnya papa saya juga ditentang habis-habisan, tetapi sekarang termasuk mantu yg cukup sukses. Bukannya berkaca pada masa lalunya, papa saya yang pada awalnya diam saja, tetapi sekarang menyuruh saya cepat putus dan mama saya mengiyakan dan menyuruh saya mencari pacar di tempat kuliah.

pernah pada bulan puasa kemarin, saya pulang jam 8 malam, saya dimarahin sama mama, tetapi kakak laki-laki saya "ngapel" ke rumah pacarnya dari rumah jam 9 malam dan pulang jam 12 malam, nggak pernah dimarahin.
Apa-apa yang kita lakuin selalu salah dan dihina-hina. Sekarang saya mulai stress lagi, padahal sekarang pacar saya sudah berkuliah dan mempunyai pekerjaan sampingan. Jujur aja, kita udah saling sayang banget! Pacar saya sangat menghargai saya dan dia orang yang bertanggung jawab dan berkemauan keras.

Apa yang harus saya lakukan agar keluarga saya gak banyak bicara dan menyetujui hubungan kami?
Agar saya tidak stress lagi?
Saya orang yang sangat sensitif, apalagi kalau dikritik!!
Tolong saya yah!?

Saran saya (Admin):

Saya setuju dengan pilihan kamu. Kamu memilih pria yang mandiri dan punya keinginan kuat untuk maju. Saya yakin suatau saat nanti ia akan menjadi orang yang sukses. Saya juga yakin dia akan menjadi suami yang baik dan setia, alasannya? Darah ayah yang mengalir di tubuhnya adalah ayah yang setia pada istrinya, sampai-sampai ia tak menikah lagi sejak istrinya meninggal. Dua hal ini sebenarnya bisa menjadi alasan yang cukup bagi orang tuamu untuk menerima pacar kamu di keluarganya. Belum menjadi jaminan anak orang kaya, anak pejabat atau anak orang terhormat akan menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab.

Masalahnya sekarang, bisa gak kamu meyakinkan orang tua kamu tentang apa yang kamu yakini dari pacar kamu saat ini. Kamu harus mencari cara untuk meyakinkan orang tua kamu, tentu saja dengan cara-cara yang santun dan elegan, bukan dengan cara-cara yang negatif dan emosional. Kamu harus tetap berpikir jernih menghadapi situasi ini.

Buktikan bahwa pacar kamu memang pria yang bertanggung jawab, mandiri dan punya keinginan kuat untuk maju. Pacar kamu harus bisa menunjukan kepribadian dan kemampuanya kepada keluarga besar kamu. Lebih bagus kalau pacar kamu punya pekerjaan dengan potensi karier dan masa depan yang bagus.

Jangan abaikan,penampilan juga penting. Penampilan pacar kamu harus benar-benar meyakinan di hadapan keluarga besar kamu. Dengan sikap dan penampilan yang meyakinkan ditambah pekerjaan dengan karier yang bagus, mungkin semua itu bisa meyakinkan dan meluluhkan orang tua kamu untuk bisa menerima pacar kamu sebagai bagian dari keluarga besar kamu.

Ada dua kemungkinan akhir dari kasus ini, kamu yang menyerah atau orang tua kamu yang menyerah. Saya berharap orang tua kamu yang menyerah dan kamu yang menang dengan elagan. Jangan lupa berdo’a, memohon kepada-Nya agar membukakan pintu hati dan meluluhkan kekerasan hati orang tua kamu. Semoga berhasil!

Serba Macan

Dadang Hawari - serba macan

Diambil dari artikel majalah Estate...

Seluruh sudut ruangan di rumahnya penuh dengan berbagai jenis pernak-pernik bermotif macan, dan sejenisnya.

Sejak puluhan tahun lalu Dadang Hawari (64) sudah terobsesi dengan harimau alias macan. Obsesi itu bermula saat Dadang kecil mendapat cerita, ibunya bermimpi diberi anak macan oleh orang tuanya. Sejak itu ia pun menyukai macan dan kerap menyempatkan diri ke kebun binatang untuk melihatnya.

Masalahnya, Dadang tak mungkin memiliki atau memelihara si "raja hutan" itu, karena selain berbahaya, binatang itu juga dilindungi. Sebagai gantinya ia dan istrinya, Emi Hawari, mengumpulkan segala pernak-pernik bermotif macan.

Mula-mula psikiater senior itu hanya mengumpulkan poster-poster dan stiker macan yang dilakukan pada masa kuliah dulu. Setelah menikah koleksinya meluas ke perabot dan aksesoris rumah.

Kini rumah dua lantai seluas 300 m2 di Tebet Mas Indah, Jakarta Selatan itu, penuh dengan segala "jenis" macan dan spesies sejenis. Bentuknya sangat beragam, mulai dari karpet, bed cover, cover sofa, sarung bantal, patung, lukisan, mug, teko, bingkai foto, sampai serbet.

Dadang mengoleksinya dari berbagai tempat di dalam dan luar negeri. Menurut kakek delapan cucu yang banyak memberi penyuluhan soal bahaya psikotropika dan pergaulan bebas ini, koleksinya ada yang dibeli di sela-sela perjalanan dinas, seminar, atau workshop ke Jerman, Inggris, AS, Australia, Thailand, dan lain-lain. Kalau tidak sempat, ia titip pada diplomat kenalannya.

PATUNG MACAN
Begitu obsesifnya Dadang dan Erni, sehingga ke manapun mata memandang di rumahnya di situ ada macan. Begitu hendak memasuki rumah, tamu sudah disuguhi ukiran empat macan di pintu utama, disusul karpet dan meja-kursi dilapisi cover kulit macan asli di ruang tamu. Lebih ke dalam aneka benda bermotif macan dalam beragam ukuran, dimensi dan warna, lebih banyak lagi.

Patung macan misalnya, ada yang putih bergaris hitam, ada pula yang coklat dengan garis-garis hitam. Sebagian dipajang di berbagai sudut lantai dan dinding, sebagian ditaruh di meja, sebagian lagi yang berukuran kecil diletakkan di rak-rak kayu. Salah satu koleksi "macan" yang cukup besar, dibaringkan di atas meja kaca dengan penyangga seekor induk macan yang tengah menggendong anaknya.

Sebuah Buku Karya Orang Dengan Skizofrenia

Sebuah Buku Karya Orang Dengan Skizofrenia

Anta Samsara, saya kenal dia di dunia maya karena kami sama-sama mengalami problem psikologis walaupun dengan jenis yang berbeda. Meski belum pernah bertemu langsung di dunia nyata, kami suka saling berbagi cerita tentang derita psikologis yang kami alami. Melalui jalan yang berbeda kami mencari solusi penyembuhan untuk diri kami masing-masing.

Seperti air sungai yang mengalir dan memberi manfaat kepada apa pun yang di laluinya sebelum akhirnya sampai di lautan luas. Begitu pula Anta Samsara, dalam menjalani proses panjang penyembuhan derita jiwanya dia sangat aktif membantu orang-orang yang mengalami problem psikologis seperti dirinya. Dia berbagi pengalaman dan pengetahuanya melalui berbagai media, ruang seminar dan organisasi.

Dia mencatat perjalanan panjang derita jiwanya dengan tekun dan penuh dedikasi. Catatan-catatannya itu lalu dihimpunya menjadi sebuah naskah yang saat ini telah terbit menjadi sebuah buku berjudul “Gelombang Lautan Jiwa”. Di bawah ini adalah sinopsis buku tersebut.

Gelombang Lautan Jiwa, Sebuah Psikomemoar

Sinopsis

Oleh : Anta Samsara

Anta Samsara berada dalam sebuah ruangan rumah sakit, ia antara sadar dan tidak. Ia baru saja menelan puluhan antipsikotik dan anti-kecemasan, Ia bunuh diri dengan obat yang diresepkan oleh dokternya. Ia berada dalam keadaan amat depresi dan merasa tak lagi punya harapan. Namun Tuhan tak mengizinkannya untuk meninggalkan dunia ini, dan ia harus terus hidup menganggungkan derita.

Anta Samsara adalah penderita skizofrenia yang mendengar suara-suara yang mengejeknya. Ia mengalami ujian hidup semenjak ia masih dalam kandungan. Ia coba digugurkan oleh ibunya karena kemiskinan, akan tetapi adalah kehendak Tuhan yang membuatnya terus tumbuh dan lahir ke dunia.

Ia mengalami gejala awal skizofrenia semenjak masa sekolah, termasuk berusaha bunuh diri karena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Perjalanan jiwa dan ketidakmengertian keluarga membuatnya terombang-ambing dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

Ia pernah berobat ke beberapa paranormal. Namun hal itu membuatnya malah semakin terpuruk semakin dalam di jurang skizofrenia. Di tempat pengobatan tradisional itu, ia malah menyaksikan banyak tindakan penyembuhan yang tidak manusiawi, seperti misalnya tendangan yang ditujukan kepada mereka yang tidak mau mandi, atau pengurungan dalam sel 2X1 meter hanya karena stigma bahwa mereka berbahaya. Ia kabur pada suatu dini hari dari paranormal yang merawatnya itu.
Akhirnya ia memutuskan bahwa ia hanya akan berobat ke medis, karena ia menyadari bahwa perlakuan di institusi medis lebih manusiawi daripada di pengobatan tradisional. Lagipula dari informasi yang ia dapatkan dari berbagai sumber ia mengetahui bahwa skizofrenia adalah penyakit medis dan bukan disebabkan oleh gangguan gaib.

Kesembuhan tidak datang begitu saja dengan mudahnya. Ia kerapkali gagal dan terkadang menyerah. Perjalanan pemulihannya adalah sebuah evolusi yang berjalan tidak dengan tiba-tiba. Pada tahun 2008 ia bertemu dengan beberapa orang yang empatik dan mendirikan Perhimpunan Jiwa Sehat. Ternyata apa yang ia derita kemudian dapat dibagi dengan orang lain yang sama-sama mengalami.

Karena mendapat dukungan yang memadai, terutama setelah aktif dengan berbagai aktivitas di dalam Perhimpunan Jiwa Sehat, ia mulai merasakan perbedaan yang menyolok dengan masa-masa sebelumnya. Ia kini dapat berpikir dengan jernih akan apa yang terjadi dengan kehidupannya di masa lalu. Ia dapat merenung dan akhirnya pada suatu hari ia menemukan filosofi baru yang membuatnya tidak pernah sama dengan dirinya sebelumnya. Ia berkesimpulan bahwa setiap petaka dalam hidup memiliki hikmah. Ia berkesimpulan bahwa sebenarnya “derita bukanlah bencana, akan tetapi merupakan pengalaman bermakna”.

Membaca psikomemoar ini Anda akan menyadari bahwa perjalanan penderita skizofrenia dapat mengarah ke timbulnya pandangan hidup yang baru, walaupun ia hingga kini masih jadi pendengar halusinasi suara. Ternyata ada sisi baik dari gangguan jiwa, yang mungkin tidak dialami oleh semua orang. Perjalanan jiwa dapat bermuara pada suatu psikologi positif dalam menjalani kehidupan.

Pantun

PANTUN

Tingkap papan kayu bersegi,
Sampan sakat di Pulau Angsa;
Indah tampan karena budi,
Tinggi bangsa karena bahasa.
===========================
Buah berangan masaknya merah,
Kelekati dalam perahu;
Luka di tangan nampak berdarah,
Luka di hati siapa yang tahu.
=============================
Dari mana punai melayang,
Dari paya turun ke padi;
Dari mana datangnya sayang,
Dari mata turun ke hati.
============================
Pucuk pauh delima batu,
Anak sembilang di tapak tangan;
Tuan jauh di negeri satu,
Hilang di mata di hati jangan.
==================================
Kalau tuan jalan ke hulu,
Carikan saya bunga kemboja;
Kalau tuan mati dahulu,
Nantikan saya di pintu syurga.
=========================
Halia ini tanam-tanaman,
Ke barat juga akan condongnya;
Dunia ini pinjam-pinjaman,
Akhirat juga akan sungguhnya.
==========================
Malam ini merendang jagung,
Malam esok merendang serai;
Malam ini kita berkampung,
Malam esok kita bercerai.
========================
jalan-jalan ke kota paris
banyak rumah berbaris-baris
biar mati diujung keris
asal dapat dinda yang manis…



ke cimanggis membeli kopiah
kopiah indah kan kau dapati
begitu banyak gadis yang singgah
hanya dinda yang memikat hati

jika aku seorang pemburu
anak rusa kan kudapati
jika dinda merasa cemburu
tanda cinta masih sejati

darimana datangnya sawah
dari sawah turun ke kali
dari mana datangnya cinta
dari mata turun ke hati
============================
Bau-bau jembatan tujuh,,
tempat memungut sebuah lolah,,
kalau adinda udah setujuh,,
tunggulah saya tamat sekolah,,

Pisang nangka buat kolak
Jambu biji diblendrin
Kalo nona tetep galak,
Lebaran depan ga dimaapin

menaiki kereta merknya honda
pergi selayang kerumah hanapi
bila cinta mekar di dada
siang terkenang malam termimpi

anak unta siapa yg punya
menangis iba kehilangan ibu
bila cinta sudah menyapa
rindu mulai membara dikalbu

mulanya duka kini menjadi lara
teman tiada hanyalah sendu
bila rindu mulai membara
itulah tanda cinta berpadu

hati berdetik dalam cahaya,
seperti belati menikam dada
Cinta abadi kekal selamanya
Musim berganti tapi wajah takkan lupa

cinta datang tak berwaktu
perasaan senang,sedih dan pilu tak menentu
semua hadir tanpa permisi
untuk mencoba mengisi hati

hati-hati minum digelas
kalau terlepas pecahlah nanti
cinta hati selalunya ikhlas
cinta buta yang makan hati

cinta tak memandang bulu
cinta juga tak mengenal waktu
rasakan cinta dihatimu
betapa indah mengikis kalbu

bila terluka berkata begitu
hingga terlupa cinta yang suci
cinta manusia memanglah begitu
cinta padaNYA cinta yang sejati

terluka hati karna kata udah biasa
namun terluka karna usia sungguh asa
bila kata dianggap tak bermakna
tapi usia adalah segalanya

Untuk menjadi seorang perwira
Harus bertapa di dalam gua
Kalau cinta kukuh di jiwa
Biar melayang kembali jua

papua tanah impian jiwa
kubermimpi melayang terbang kesana
teman sehati selalu bersua
karena tak bisa terpisahkan begitu saja

panah cinta tlah menancap…
kedua hati pun menyatu…
asmara semakin mendekap…
cinta takkan berlalu…

anak ayam turun ke kali
bermain air riang gembira
betapa senangnya bisa ngejunk lagi
memburu kata mengejar tawa

minum arak pahit rasanya…
tidak cocok untuk anak kuliah…
apalah daya sudah usaha…
belum apa-apa sudah binasah…

sunggulah indah si burung pipit
terbang yang tenang si burung dara
bila ku tahu bercinta sakit
takkan ku mulai dari semula

orang palembang menanam padi
negeri malaka negeri seberang
putus cinta jangan bersedih
dunia ini masih panjang

burung kakatua
hinggap dijendela
siapa yang jatuh cinta
pasti cemburu buta

Burung kakak tua udah tak berdaya
Burung adik muda terbang ke angkasa
Makasi kakek telah berjuang bela negara
Sekarang adek bahagia di hari MERDEKA

kucing kurus mandi dipapan
papan nya sikayu jati
aku kurus bukan karena kurang makan
tetapi mikirin sijantung hati

disana gunung disini gunung
ditengah tengah gunung berapi
kesana bingung kesini bingung
itulah namanya jatuh hati
=====================================
cinta adalah buta…
buta adalah cinta…
ketik C spasi D…
cape D…

(Ket: pantun gaya baru,pola AABB)
===================================
Banyak bunga di taman cuma satu kupetik
Banyak anak perawan cuma Adik yang cantik
=======================
Pria:
Banyak bunga di taman cuma satu kupetik
Banyak anak perawan cuma Adik yang cantik

Wanita:
Banyak buah semangka dibawa dalam sampan
Banyak anak jejaka cuma Abang yang tampan

Pria:
Berjuta bintang di langit
Satu yang bercahaya
Berjuta gadis yang cantik
Adiklah yang kucinta

Wanita:
Pandai Abang merayu, hatiku rasa malu

Pria:
Rumah atapnya tinggi terbuat dari bambu
Cuma Adik kupilih dan yang selalu kurindu

Wanita:
Gunung puncaknya tinggi tertutup oleh salju
Memang Abang kupilih dan yang selalu kurindu
=============================
Jika tuan mudik ke hulu
Carikan saya bunga kemboja.
Jika tuan mati dahulu
Nantikan saya di pintu surga.
===============================
Batang buluh berisi santan,
Bunga mawar seri pengantin,
Untung sungguh nasib badan,
Ada penawar zahir batin.
=============================
rancak gagah silat pahlawan
bertahan di kanan menyerang di kiri
tatkala bulan dilindung awan
mengapa pungguk berdiam diri?
============================